Rabu, 18 Mei 2011

KUA

Tadi malam nyokap telp gw. dia panik, marah-marah nggak jelas.

Kata-katanya berantakan sampe gw agak sulit untuk menterjemahkan maksudnya apa. gw bingung, tambah bingung karena nyokap minta misua ngaterin adek gw ke KUA kesana besok.

ealaah, ternyata lagi ngomongin soal pendaftaran ke KUA buat Icha, toh ma?

ternyata nyokap lagi spaneng karena ditembak sama penghulu di KUA untuk bayar uang operasional sebesar 600 ribu agar mereka mau menikahkan adek gw dirumah. dan biaya tsb belum termasuk uang pendaftaran sebesar 155 ribu.

trus kenapa pada spaneng? toh tinggal dibayar aja kan?

nah itu,
dari mulai awal pernikahan gw, nyokap pernah dateng ke KUA untuk nanya prosedur dan dokumen apa yang harus gw lengkapi untuk pendaftaran. tapi karena gw dah wanti-wanti supaya nanti calon misua gw aja yang daftar sekaligus bayar, jadi nyokap cuma nanya iseng berapa nominal yang harus dikeluarkan. dan mereka menyebut angka 500 ribu rupiah.

begitu mendengar nominal sebesar itu, jelas aja calon misua gw ga terima. terlebih karena mereka tidak bersedia mendetail kisaran biaya dari 500 ribu tsb. selain itu 500 ribu untuk tahun 2004 akhir bukanlah jumlah yang kecil bagi kami berdua.

akhirnya beberapa hari kemuadian, calon misua maju sendiri kesana dengan bermodalkan hasil cetak dari website Depag yang mengatakan bahwa total biaya yang harus dikeluarkan cukup 125 ribuan. dan itu all in.

sesampainya disana, calon misua sempet berdebat dengan penghulu dari KUA, tapi setelah calon misua menyatakan siap membayar, selama pihak KUA juga siap memberikan kuitansi tanda terima untuk transaksi tsb, dia akhirnya menyerah. jadilah calon misua hanya membayar sebesar 125 ribu. walaupun memang prosedurnya agak dipersulit. tapi ya biarlah, yang penting kami untung 365 ribuan..hehehe

karena tetap koq, begitu dia datang ke acara kami, kami tetap memberikan sang penghulu dari KUA itu amplop sebesar 200 ribu rupiah.

dan ketika pernikahan adik pertama gw, Lia. Dia juga minta bantuan misua untuk menghadapi pihak KUA yang langsung menembak dengan harga 500 ribu , saat itu tahun 2009 kalo tidak salah..dan setelah melalui tahapan yang sama malah lebih menakutkan, akhirnya adik saya pun hanya membayar 150 rb an.

dan tradisi amplop untuk penghulu setelah akad pun masih tetap kami lakukan.

dan sekarang giliran Icha, tapi tetap misua yang diminta maju ke KUA. mungkin muka misua sudah di hapalin sama mereka kali ya? hehehe

tapi sang penghulu dari KUA saat ini sudah lebih cerdik menangguk untuk dari para calon mempelai. jika dahulu mereka langsung menembak sejumlah harga dan itu termasuk semua, kini mereka membiarkan si pendaftar mendaftar dengan harga yang sah dari Departemen Agama, tapi mereka meminta pengganti operasional sebagai gantinya.

ya sejumlah itu tadi, 600 ribu katanya..ehm, itu penghulunya naek apa dan dari mana ke mana, ya? mosok sampe keluar biaya 600 ribu. udah gitu pake acara minta dimuka pulak..padahal siapa yang tahu apa yang akan terjadi dengan dia besok

selain itu rasanya jarak rumah nyokap gw amat sangat dekat dengan kantor KUA, dan strategis alias ndak blusuk-blusuk ke pedalaman sehingga mempersulit perjalanan maupun tenaganya dia, ato mungkin dia ngeliat tampang bapak gw seperti tampang orang kaya atau seperti muka-muka para anggota DPR yang suka pada nongol di tipi ituh? makanya mereka merani menembak harga yang tinggi..ealaaah

Misua sudah bersedia membantu, tapi mungkin ndak akan sekeras sewaktu mendaftarkan gw dan adik pertama gw. karena yang ini jelas hanya dibutuhkan kelihaian dalam bernegosiasi.

cuma dalam hati gw mbatin, koq ya gitu-gitu amat ya jadi penghulu di KUA. Jelas-jelas kalian dibayar oleh negara, yang mana artinya kalian digaji dari uang rakyat, koq ya bisa-bisanya kalian mengutip bayaran dari orang yang sebenarnya memang sudah bagian dari pekerjaan kalian.

gw ngerti kalo mereka butuh pengganti transport maupun opersional, toh memang rata-rata pernikahan dilaksanakan di hari libur dan dipanggil ke rumah, tapi jangan semahal itu lah pak,
kasian orang yang kurang mampu mau menyempurnakan agamanya dengan pernikahan

apalagi setelah ditanya kemarin ternyata, jadwalnya si pak penghulu sudah padat untuk jam 9 dan 11, belum lagi adik saya didaftarkan untuk jam 8. bayangkan untuk asumsi sekali datang 500 ribu saja, untuk kerja setengah hari, dia sudah mendapatkan uang terima kasih 1,5 juta rupiah..ck ck ck

Tidak ada komentar:

Posting Komentar